Indonesia Didorong Jadi Lumbung Pangan Dunia Lewat Studi Pertanian

 22 Januari 2022   

Indonesia Didorong Jadi Lumbung Pangan Dunia Lewat Studi Pertanian

Transplanter Padi Yanmar AP4 sedang diuji coba di sawah di wilayah Karawang. Indonesia didorong untuk menjadi lumbung pangan dunia melalui studi pertanian oleh YARI-IPB

Para peneliti di Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Yanmar Co., Ltd membentuk lembaga penelitian yaitu Yanmar Agricultural Research Institute-IPB (YARI-IPB), dan mendorong Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia melalui studi pertanian. Hal ini dilakukan untuk mengkaji berbagai komoditas pertanian strategis di Indonesia termasuk beras, jagung, kedelai, kelapa sawit, daging sapi, cabai, dan bawang merah. “Kami memilih komoditas tersebut karena sejalan dengan tujuan Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam mencapai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045 untuk beras, bawang merah, cabai, jagung, gula, kedelai, daging sapi, dan bawang putih,” ujar direktur YARI-IPB, Dr Ir Desrial, M.Eng dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/1/2022). Dia menjelaskan bahwa tim peneliti melakukan survei dan wawancara dengan para pihak yang terlibat di beberapa sentra produksi pertanian. Mereka pun bekerja sama dengan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu guna memberikan perspektif yang menyeluruh, agar melengkapi data dari hasil penelitian.

Desrial menambahkan, kajian dalam studi atau penelitian pertanian ini diharapkan dapat menggali, serta memahami situasi pertanian Indonesia dari segi teknik, agronomi, sosial maupun ekonomi. Melalui berbagai pendekatan dalam meneliti situasi yang terjadi di lapangan, tim peneliti akhirnya merumuskan kemungkinan solusi terbaik yang dapat diterapkan di dalam masyarakat. Di samping itu, penelitian yang dilakukan di lapangan telah mendalami metode pertanian yang optimal untuk meningkatkan kinerja mesin yang ada agar sesuai dengan kondisi lokal. Dijelaskan Wakil Direktur YARI-IPB, Hiroaki Muraoka dalam tujuh tahun terakhir pihaknya sudah melakukan beberapa penelitian secara langsung di antaranya kajian untuk menentukan metode budidaya padi, serta penggunaan mesin yang optimal. “Kami juga telah melakukan pengujian lapang untuk mesin pemanen hijauan pakan ternak,” imbuhnya. Dia mengatakan bahwa dalam riset penentuan metode budidaya tanam padi yang optimal, tim menguji dua metode budidaya pertanian berdasarkan jarak tanam yang umum digunakan oleh petani Indonesia, yaitu jarak tanam persegi (tegel) dan jarak tanam Jajar Legowo.

Selain itu, YARI-IPB juga melakukan uji coba tanam manual dan tanam mekanis menggunakan mesin tanam padi (transplanter) Yanmar AP4 agar mendapatkan perbandingan hasil panen dari beberapa metode tersebut. Kemudian, mereka mendapatkan database hasil panen padi berdasarkan jarak tanam dan metode tanam, serta kelayakan ekonominya. Para peneliti memberikan memodifikasi mesin penanam padi lalu meningkatkan kinerjanya untuk digunakan petani. Hasil pengujian pada lahan sawah seluas 5 Ha di Karawang, Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa mesin ini dapat beroperasi dengan baik.
Di samping meneliti perkembangan pertanian di Indonesia, lembaga ini juga memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa IPB di Yanmar, Jepang selama satu bulan. Melalui program tersebut diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pengalaman saat lulus dari IPB. Di sisi lain Desrial menuturkan, dalam rangka pengembangan pengetahuan pertanian maka dibutuhkan kolaborasi antar lembaga terkait. "Kami perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai asosiasi terkait melalui penyelenggaraan seminar atau konferensi hasil-hasil penelitian dalam rangka pembelajaran dan pengembangan penelitian (pertanian) lebih lanjut,” pungkas Desrial.

TAGS :

Kontak


Laboratorium Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (IPMLaB)
Alamat

Jalan P.B. Sudirman, Denpasar, Bali 80234

Laboratorium Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (IPMLaB)
Phone

+62 81246969177

Laboratorium Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (IPMLaB)
Email

ipmlab.udayana@gmail.com

Lokasi


Facebook


Laboratorium Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (IPMLaB) 

Hama dan penyakit tanaman dianggap sebagai permasalahan utama dalam sistem produksi pertanian di Indonesia dengan kehilangan hasil panen mencapai 30% per tahun.

upaya untuk mengurangi jumlah kehilangan hasil panen tersebut harus diselenggarakan secara terus menerus.

Strategi pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan harus diterapkan sebagai sebuah andil dalam pelestarian lingkungan global.

Saat ini, Laboratorium Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Udayana untuk saat ini mahasiswa yang melakukan penelitian.

Mahasiswa yang tergabung di laboratorium dilatih untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu sehingga mampu, memberi dan mengonsep suatu rekomendasi dalam memecahkan berbagai masalah hama dan penyakit tanaman.

Lulusan mahasiswa yang tergabung pada laboratorium pengelolaan hama dan penyakit terpadu proteksi, tanaman telah bekerja di berbagai institusi umum dan sektor swasta dengan menduduki posisi penting dalam negeri.

Pengembangan teknologi perlindungan tanaman, mencakup kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT, serta penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI).

Peran IPMLaB dalam upaya pengelolaan hama dan penyakit terpadu khususnya yang ada, di bali sangat berperan aktif sebagai salah satu laboratorium sebagai pusat kajian yang meliputi tending OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) .

Kegiatan pendukung lainnya meliputi penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengamatan, pengendalian OPT dan penanganan peramalan serta kegiatan penyebaran informasi / publikasi Laboratorium Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (IPMLaB) .